MARGINALISASI BUDAYA LOKAL DALAM BELANTARA GLOBALISASI (Kajian pada Perubahan Sosial Budaya di Dataran Lindu)
Keywords:
Marginalisasi, Budaya Lokal, GlobalisasiAbstract
Penelitian ini membahas marginalisasi budaya lokal di Dataran Lindu yang terjadi akibat arus globalisasi dan masuknya para migran. Kondisi tersebut diibaratkan masyarakat berada dalam “belantara tanpa kompas”, yakni memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan budaya namun kehilangan arah. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan peneliti sebagai instrumen utama. Lokasi penelitian adalah Dataran Lindu, dengan fokus pada masyarakat yang mengalami perubahan sosial dan budaya. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk keperluan triangulasi data dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa globalisasi dan kehadiran pendatang membawa perubahan signifikan pada masyarakat Lindu, baik positif maupun negatif. Di sisi negatif, peran lembaga adat melemah, dan muncul praktik-praktik yang bertentangan dengan aturan adat. Jika kondisi ini dibiarkan, dikhawatirkan terjadi pembukaan lahan besar-besaran untuk pertanian yang berpotensi memicu bencana banjir. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kelembagaan adat melalui kegiatan gladi, simulasi, serta pelaksanaan search conference (Molibu) di tingkat kabupaten atau provinsi.
References
Acciaioli, G. (1989). Searching for good fortune: The making of a Bugis shore community at Lake Lindu, Central Sulawesi (Disertasi tidak diterbitkan). The Australian National University, Canberra.
Adimihardja, K. (1999). Hak sosial budaya masyarakat adat. Dalam S. Kartika & C. Gautama (Penyunting), Menggugat posisi masyarakat adat terhadap negara: Prosiding Sarasehan Masyarakat Adat Nusantara Jakarta 15–16 Maret 1999. Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP).
Bogdan, R., & Taylor, S. J. (1993). Dasar-dasar penelitian kualitatif (A. Khozin Affandi, Penerjemah). Usaha Nasional.
Depari, E. (1996). Globalisasi, keterbukaan dan ketahanan informasi. Dalam I. Amal & A. Armawi (Penyunting), Keterbukaan informasi dan ketahanan nasional. Gadjah Mada University Press.
Faisal, S. (1990). Penelitian kualitatif: Dasar-dasar dan aplikasi. Yayasan Asih Asah Asuh (YA3).
Haviland, W. A. (1995). Antropologi. Erlangga.
Ikbar, Y. (2012). Metode penelitian sosial kualitatif: Panduan tugas akhir/karya ilmiah. Refika Aditama.
Lauer, R. H. (2003). Perspektif tentang perubahan sosial. Rineka Cipta.
Marzali, A. (2007). Antropologi dan pembangunan Indonesia. Kencana Prenada Media Group.
Mikkelsen, B. (1999). Metode penelitian partisipatoris dan upaya-upaya pemberdayaan. Yayasan Obor Indonesia.
Muhamad, H. (2008). Interaksi antar etnik Lindu dan Bugis dalam penguasaan sumberdaya lokal di Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah (Disertasi tidak diterbitkan). Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran.
Muhamad, H. (2001). Potensi konflik dalam penguasaan sumber daya alam (Studi pada masyarakat Lore Lindu) (Tesis tidak diterbitkan). Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran.
Mulyana, D., & Rahmat, J. (1998). Komunikasi antar budaya. Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (1992). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Tarsito.
Nawawi, H. H. (1995). Metode penelitian bidang sosial. Gadjah Mada University Press.
Setiadi, E. M., & Kolip, U. (2011). Pengantar sosiologi: Pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial teori, aplikasi dan pemecahannya. Kencana.
Suparlan, P. (2003). Etnisitas dan potensinya terhadap disintegrasi sosial di Indonesia. Dalam Konflik komunal di Indonesia saat ini. Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies (INIS) & Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah.
Turner, B. S. (2012). Teori sosial dari klasik sampai postmodern. Pustaka Pelajar.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Hasan Muhamad

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.